Menristek: Paten Indonesia Unggul di ASEAN
05 Februari 2019, 09:00:05 Dilihat: 254x

“Sekarang jumlah publikasi internasional Indonesia 30.924 dan Malaysia 31.968,” katanya. Dia mengatakan, jumlah publikasi Indonesia ini memang cukup mengejutkan sebab pada 2013-2015 lalu publikasi Indonesia selalu di bawah lima negara lain seperti Singapura, Malaysia, Thailand, Filipina, dan Vietnam. Guru besar akuntansi Undip ini juga mengapresiasi berbagai inovasi yang telah dihasilkan, mulai Plasma Nanobubble yang membantu mengurai bakteri penyebab bau di Kali Sentiong dan Kali Item, konverter-kit generasi 2 yang menghemat bahan bakar, cat antiradar, katalis merah putih ITB, padi IPB 3S, benih jagung Brawijaya Sweet 2 dan Sweet 2, mesin plasma ozon, hingga motor listrik Gesits yang rencananya akan diluncurkan Maret nanti.
Dirjen Riset dan Pengembangan (Risbang) Kemenristek-Dikti Muhammad Dimyati menjelaskan, paten itu bersumber dari hasil penelitian yang meningkat. Maka jika penelitian meningkat, jumlah inovasinya pun naik signifikan. “Namun, yang menjadi PR adalah bagaimana agar paten itu produktif supaya dipakai di industri,” jelasnya. Dimyati mengakui bahwa ada UU Paten memang memberikan kemudahan bagi peneliti untuk mendaftarkan paten. Selain itu, para peneliti juga mendapatkan royalti, juga ada afirmasi untuk biaya pemeliharaan paten.
BERITA TERKAIT +
Izin Pendirian PTS dan Prodi Dipercepat
80 Kampus Garap Produk Unggulan Daerah
Tuan Rumah Rakernas Kemenristekdikti, Undip Tak Sediakan Plastik dan Kertas
Baca Juga: Pendirian Kampus Baru Harus Sesuai Potensi
ADVERTISEMENT
Dirjen menjelaskan, untuk pemeliharaan paten biayanya digratiskan selama lima tahun. Selanjutnya pada tahun keenam hingga masa berlaku paten, itu habis hanya bayar 10%. “Paten biasa itu (berlakunya) 20 tahun dan paten sederhana 20 tahun. Jadi, 10-20 tahun itu hanya 10% bayarnya (pemeliharaan paten),” jelasnya. Dimyati mengatakan, contoh paten yang sudah diproduksi seperti pengalengan gudeg yang dibuat LIPI, implant tulang, BPPT yang menghasilkan obat-obatan herbal dan pembungkus kapsul.
Dia berharap akan semakin banyak industri yang melamar hak paten itu sehingga semakin bermanfaat di masyarakat. Anggota Dewan Pertimbangan Forum Rektor Indonesia (FRI) Asep Saifuddin berpendapat, WIPO memang mencatat hak kekayaan intelektual secara umum termasuk paten dan buku. Oleh karena itu, jumlah paten yang bisa terdaftar itu bisa meningkat lebih baik karena potensi pengusul paten itu bisa dari banyak sumber. Tidak hanya pembuat teknologi, tetapi juga buku. Rektor Universitas Al Azhar Indonesia ini menjelaskan, adanya lonjakan jumlah paten ini merupakan kabar gembira.
Hal ini mencerminkan adanya peningkatan produktivitas menulis, membuat prototipe, dan inovasi lain. Hal ini juga menunjukkan bahwa proses administrasi pendaftaran hak kekayaan intelektual di Indonesia mulai cepat. Pengamat pendidikan dari Universitas Pendidikan Indonesia Said Hamid Hasan berpendapat, pemerintah harus mendorong dunia industri untuk bisa memproduksi berbagai paten yang telah terdaftar tersebut. Pasalnya, banyak paten tersebut yang tidak diproduksi karena dunia bisnis Indonesia yang tidak mampu memasarkannya.
Sumber: OkeZone
Share:

UN Videos

Java Coffee Culture and Festival Peneleh 2024
Rapat Terbuka Senat dalam rangka Wisuda Sarjana ke - 56 dan Magister ke - 44
Wisuda Sarjana Ke 54 dan Magister Ke 42 Universitas Narotama

UN Cooperation

De Montfort Leicester University Alexandria University Chiang mai university Derby University
 
Essex I Coe Rel UTHM ICOGOIA University Malaysia PAHANG Universiti Utara Malaysia
 
National University Kaohsiung Taiwan Politeknik Sultan Mizan Zainal Abidin Prince Sultan University Quest Nawab Shah Pakistan Universiti Teknologi MARA
 
Universiti Kebangsaan Malaysia Universiti Malaysia Kelantan Universiti Malaysia Perlis Universiti Zainal Abidin Universiti Sains Malaysia
 
Universiti Pendidikan Sultan Idris Erasmus

 

INTAKINDO PT. Aria Jasa Konsultan Bumi Harmoni Indoguna Cakra Buana Consultan Ciria Jasa Consultant
 
Internasional Peneliti Sosial Ekonomi Teknologi PT. Jasa Raharja NOKIA INKINDO MASKA
 
Surabaya TV PT. Amythas General Consultant
 
       

 

Perkumpulan Ahli dan Dosen Republik Indonesia IT Telkom Surabaya Institut Aditama Surabaya Institut Teknologi Nasional Malang
 
Institut Teknologi 10 Nopember Surabaya Politeknik Negeri Malang Universitas Pakuan Universitas Nasional Kualita Pendidikan Indonesia
 
Universitas Wijaya Kusuma Surabaya Universitas Nurul Jadid Paiton Probolinggo Politeknik Elektronika Negeri Surabaya Politeknik Negeri Bali Sekolah Tinggi Agama Islam Salahuddin Pasuruan
 
Sekolah Tinggi Agama Islam Miftahul `Ula Nganjuk Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Al Anwar Mojokerto STIE NU Trate Gresik Sekolah Tingi Ilmu Ekonomi Widya Gama Lumajang Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Yapan Surabaya
 
STIE Pemuda STIKOSA STKIP PGRI Bangkalan STKIP PGRI Jombang STKIP PGRI Sidoarjo
 
STT Pomosda Nganjuk UINSA Universitas Mercu Buana Universitas Airlangga Universitas Darul `Ulum Jombang
 
Universitas Negeri Surabaya Universitas Brawijaya Malang Teknik Sipil Universitas Negeri Surabaya Universitas PGRI Adi Buana Surabaya UNIPDU
 
UNISLA UNISMA Universitas 45 Bekasi Universitas Dr.Soetomo UNITRI
 
Universitas 45 Surabaya Universitas Bondowoso Universitas Islam Madura Pamekasan Universitas Jember Universitas Maarif Hasyim Latif
 
Universitas Madura Universitas Merdeka Surabaya Universitas Bina Darma Universitas Wijaya Putra Universitas Padjajaran
 
Universitas Muhammadiyah Malang Universitas Muhammadiyah Papua Universitas Muhammadiyah Sidoarjo Universitas Muhammadiyah Surabaya Universitas Negeri Malang
 
Universitas Islam Raden Rahmat Universitas Widyagama Malang Universitas Pembangunan Nasional Veteran Surabaya UWIKA Universitas Wijaya Kusuma Surabaya
 
UNIVERSITAS SUNAN BONANG TUBAN Universitas 17 Agustus Surabaya UNUGIRI Bojonegoro Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya
 
Akademi Pariwisata Majapahit  

 

Copyright (c) 2025 by UN | Universitas Narotama, All Rights Reserved.