Amerika Serikat bersiap menghadapi tantangan abad ke-21 yang semakin meningkat dari Rusia dan China dengan meresmikan US Space Force (Pasukan Luar Angkasa AS) di Departemen Pertahanan pada hari Jumat (20/12) waktu setempat.
Pasukan Luar Angkasa AS merupakan ambisi Presiden Donald Trump yang sempat dikritik banyak pihak.
Trump meresmikan Pasukan Luar Angkasa AS dengan penandatanganan Undang-Undang Otorisasi Pertahanan Nasional 2020, yang menetapkan anggaran awal untuk pasukan Pentagon yang akan setara dengan lima cabang militer lainnya.
"Akan banyak hal yang terjadi di luar angkasa, karena luar angkasa adalah medan perang terbaru di dunia," kata Trump saat peresmian.
Rusia dan China lebih dulu
Pasukan Luar Angkasa AS akan menjadi kekuatan formal ke-enam dari militer AS, setelah Angkatan Darat, Angkatan Udara, Angkatan Laut, dan Penjaga Pantai.
"Ketergantungan kami pada kemampuan berbasis luar angkasa telah tumbuh secara dramatis, dan saat ini luar angkasa telah berevolusi menjadi medan perang sendiri," kata Menteri Pertahanan Mark Esper.
"Mempertahankan dominasi Amerika dalam medan tersebut sekarang menjadi misi Angkatan Udara Amerika Serikat."
Pembajakan satelit dan senjata penghancur yang dikendalikan dari luar angkasa menjadi kekhawatiran mengenai perang di antariksa, sehingga diresmikanlah Pasukan Luar Angkasa AS.
Badan Intelijen Pertahanan memperingatkan dalam sebuah laporan awal tahun ini bahwa China dan Rusia telah mengembangkan layanan luar angkasa yang "sangat bisa diandalkan" untuk intelijen, pengawasan dan pengintaian.
"China dan Rusia, khususnya, sedang mengembangkan berbagai cara untuk mengeksploitasi ketergantungan AS terhadap sistem berbasis luar angkasa dan menantang posisi AS di luar angkasa," katanya.
China telah menunjukkan bahwa pihaknya dapat menembak jatuh satelit dengan rudal darat pada 2007.
Iran dan Korea Utara juga semakin memperluas kegiatan militer mereka ke luar angkasa, menghambat komunikasi musuh dan mengembangkan teknologi rudal balistik, katanya.
Mengamankan antariksa
Pasukan Luar Angkasa AS akan terdiri dari sekitar 16 ribu tentara angkatan udara dan personil sipil, beberapa sudah mengambil bagian dalam Komando Antariksa, menurut Sekretaris Angkatan Udara Barbara Barrett.
Pasukan ini akan memiliki seragam sendiri bahkan, akhirnya mars sendiri, seperti yang sudah dimiliki oleh Angkatan Darat dan Angkatan Laut AS.
"Pasukan Luar Angkasa AS akan melindungi kepentingan nasional Amerika dengan fokus tunggal pada luar angkasa. AS memiliki pengetahuan luar angkasa terbaik di dunia," kata Barrett.
"Ini semacam portofolio yang berbeda dari apa yang mungkin kita pikirkan, ketika kita umumnya berpikir tentang mesin perang," katanya.
Memimpin Pasukan Luar Angkasa AS ialah Jenderal Angkatan Udara Jay Raymond, yang saat ini menjalankan SpaceCom.
"Dengan pembentukan Pasukan Luar Angkasa AS, kami meningkatkan keamanan luar angkasa hingga sepadan dengan pentingnya keamanan nasional bagi kami dan sekutu kami serta mitra kami," kata Raymond.
Sumber: CnnIndonesia