Dirjen DIKTI Kini Serukan E-Materi, Ternyata Narotama Sejak 2010
22 Oktober 2012, 15:33:25 Dilihat: 823x
Direktorat Pembelajaran dan Kemahasiswaan Ditjen Dikti kini menghimbau seluruh perguruan tinggi untuk mempersiapkan bahan ajar dalam bentuk materi elektronik, atau yang mereka sebut e-materi. Terutama untuk mata kuliah yang menerapkan kelas besar atau lebih dari 80 mahasiswa.
Berita ini dibenarkan oleh Jawa Pos edisi Senin (22/10) halaman metropolis saat mewancarai Ni Nyoman Tri Puspaningsih direktur Pendidikan Unair serta Pembantu Rektor I ITS Prof Herman Sasongko. Menurut Ni Nyoman dia mencontohkan di Unair kebijakan itu masih di Konsep. Sementara itu di ITS sebenarnya program itu sudah diterapkan, namun memang masih beberapa mata kuliah dan sifatnya tidak untuk satu mata kuliah.
Bagaimana dengan Universitas Narotama, tahukah anda ?. Sejak tahun 2009, Rektor pada masa itu yang kini menjabat sebagai Ketua Yayasan HR Djoko Soemadijo sudah menyeru-nyerukan untuk meng-upload seluruh materi bahan ajar. Hingga di akhir tahun 2010, seluruh mata kuliah sudah ter-upload semua di website dan blog dosen. Sehingga ditahun 2011 hingga 2012 kini terus tinggal memperbaharui saja.
Inilah salah satu penyebab mengapa website Universitas Narotama www.narotama.ac.id terus mengalami kenaikan peringkat baik di Telecom Smart Campus (TESCA), 4ICU, dan yang terbaru adalah Webometrics yang mampu menembus peringkat ke-39 se Indonesia. Bahkan Universitas Narotama kini berkonsentrasi pada Sistem Informasi Manajemn (Simnaro) yang merupakan integrasi dari Sistem Informasi Keuangan, Sistem Informasi Akademik (SIA), Sistem Informasi Penjaminan Mutu (Sipenjamu), Sistem Informasi Portofolio, dan Sistem Informasi Personalia (SDM).
Kembali ke e-materi yang nantinya akan menuju e-learning, Universitas Narotama pernah menjadi obyek penelitian salah satu disertasi pengambil program Doktor dari Universitas Negeri Malang (UNM). Beliau adalah Dr Fathul Anam dalam disertasinya yang berjudul “Manajemen E-Learning di Perguruan Tinggi”. Karena mengambil metode multikasus, beliau juga meneliti dan membandingkan dengan dua perguruan tinggi lainnya yang sudah menerapkan. Yaitu Istitut Sepuluh Nopember (ITS) dan Politeknik Elektronika Negeri (PEN) Surabaya. Dan dari disertasi itu beliau mendapatkan nilai Cumlaude. (din)